"Waktu itu aku terburu-buru dan keliru," ucap Simeone tentang pernyataannya dua minggu lalu setelah Atletico ditekuk 1-4 oleh Barcelona.
"Definisi yang lebih akurat adalah tidak berimbang," sambung pelatih asal Argentina itu, dikutip Cancha Llena yang dilansir Football Espana, Sabtu (29/12/2012).
"Sejak 2004, ketika Valencia jadi kampiun, gelar juara cuma dibagi-bagi untuk Barcelona dan Real Madrid. Itu fakta yang tak bisa dibantah.
"Jarak antara mereka dengan tim-tim lain besar. Tapi kompetisi ini tidaklah membosankan."
Ditambahkan Simeone, perbedaan besar itu disebabkan keuangan Barca dan Madrid terlalu jauh dibandingkan dengan klub-klub lain.
Dalam kesempatan yang sama mantan pemain Inter Milan dan Lazio itu membeberkan sedikit tentang filosofi sepakbola versi dia. Salah satu prinsipnya adalah, semua bisa dicapai.
"Sepakbola adalah segalanya: pikiran, hati, dan talenta. Jika kita punya itu, kita akan merasa tak bisa dihancurkan.
"Saya sangat yakin bahwa secara emosi kita bisa memindahkan gunung-gunung. Tim-timku berupaya memainkan possession football. Tapi ada penguasaan bola yang indah untuk dilihat, ada pula yang berbahaya.
“Tapi Atletico adalah sebuah tim dan tim bereaksi ketika sebuah grup sejajar dengan individu-individunya. Kami semua saling membutuhkan -- Godin, Gabi, Arda Turan, Adrian, Diego Costa, Falcao dan lain-lain," tuturnya.